Sabtu, 09 April 2016

"PR Matematika Anak Kelas 2 SD 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24 atau 4+4+4+4+4+4 = 6 x 4 = 24 Prespektif Non-Excat"



"PR Matematika Anak Kelas 2 SD
4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24 atau 4+4+4+4+4+4 = 6 x 4 = 24  
Prespektif Non-Excat"

Perbincangan yang begitu hangat saat ini di berbagai media sosial adalah 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24 atau 4+4+4+4+4+4 = 6 x 4 = 24? Permsalahan ini telah melibatkan para pakar (Profesor) dari beberapa perguruan tinggi, walaupun telah dijelaskan dari berbagai alasan atau argumentatif akan tetapi belum memiliki titik teran dan kepuasan masing-masing pihak (guru dan siswa). Dari pihak guru sudah merasa benar dengan berbagai alasan dan pihak siswapun merasa benar dengan berbagai alasan pula. Sebenarnya bukan sebuah permasalahan, pertanyaan jelas dan jawabanpun jelas, jika dipermasalahkan berarti membuat sebuah masalah baru yang berimplikasi pada masalah psikologi dan sosiologi dari berbagai pihak terkhusus pada siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD). Mungkin terlihat dan kedengaran sepele saat ini, dengan mudah menyalahkan atau membenarkan akan tetapi ini akan berdampak pada kwalitas seorang guru dan    
Pada dasaraanya yang menjadi persoalan adalah, bagaimana sikap kedewasaan yang penuh kasih sayang dan toleransi tinggi seorang guru dalam memberikan jawaban terhadap muridnya tanpa melakukan pembunuhan karakter potensi dan motivasi belajar terhadap sang murid. Dalam proses belajar mengajar, apalagi pada tataran SD itu bukan persoalan benar atau salahnya pada sebuah jawaban. Akan tetapi bagaimana kemudian seorang siswa diberikan pemahaman dalam proses pencapaian hasil. Jikapun proses yang beda dan hasilnya sama maka yang dituntut kemudian adalah kepiawaian seorang guru dalam memberikan jawaban argumentatif untuk membesarkan hati peserta didik sehingga tetap bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran di Sekolah. Seharusnya seorang guru melakukan Brainstorming yaitu menentukan topik siswa mencurahkan pendapat, ide, dan gagasannya; guru menulis dan menginventarisasi; pendapat yang ada di seleksi dan diambil yang benar. Dengan demikian bahwa, proses pembelajaran merupakan tempat menyenangkan bagi siswa-siswi khususnya pada tataran SD.
Guru dalam menjalankan tugas dimanapun, kapanpun, dalam kegiatan sadar maupun tidak sadar selalu berkaitan dengan 2 hal yaitu accountability (dipercaya) dan sustainability (terus). Guru dapat dilihat seberapa tingkat accountability dari sisi akademiknya. Guru yang memiliki tingkat accountability tinggi selalu ingin dipercaya orang lain bahwa ia adalah guru matematika yang professional dan bisa diandalkan. Pengembangan profesional guru sepenuhnya ada di tangan guru sehingga keprofesionalan guru yang berkenaan dengan tugas, hak, dan kewajiban harus dipahami oleh masing-masing guru. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja guru, upaya yang dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan Lesson Study. Lesson study merupakan suatu strategi pembinaan profesi guru yang berkenaan langsung dengan permasalahan dalam praktik pembelajaran di kelas. Lesson Study yang dijadikan sebagai sarana perbaikan praktik pembelajaran di kelas dapat meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu siswa. Lesson Study membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya. Tahap-tahap dalam Lesson Study meliputi plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (refleksi).

Penghargaan (Reward) Dan Hukuman (Punishment) pada seseorang akan berdampak pada pembentukan kepribadian atau eksisitensi diri, apalagi jika seorang anak pada masa pertumbuhan masa kerja otak. Guru memiliki kedudukan dan peran strategis dalam hal tersebut. Dimasa kanak-kanak adalah masa dimana seharusnya sang guru senantiasa berperan aktif dalam menyikapi setiap persoalan yang dialami oleh peserta didiknya. Jangan dilihat besar kecilnya sebuah persoalan yang kemudian menghasilkan Reward Dan Punishment.                

Tidak ada komentar: