"PR
Matematika Anak Kelas 2 SD
4+4+4+4+4+4
= 4 x 6 = 24 atau 4+4+4+4+4+4 = 6 x 4 = 24
Prespektif
Non-Excat"
Perbincangan
yang begitu hangat saat ini di berbagai media sosial adalah 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6
= 24 atau 4+4+4+4+4+4 = 6 x 4 = 24? Permsalahan ini telah melibatkan para pakar
(Profesor) dari beberapa perguruan tinggi, walaupun telah dijelaskan dari
berbagai alasan atau argumentatif akan tetapi belum memiliki titik teran dan kepuasan
masing-masing pihak (guru dan siswa). Dari pihak guru sudah merasa benar dengan
berbagai alasan dan pihak siswapun merasa benar dengan berbagai alasan pula. Sebenarnya
bukan sebuah permasalahan, pertanyaan jelas dan jawabanpun jelas, jika
dipermasalahkan berarti membuat sebuah masalah baru yang berimplikasi pada
masalah psikologi dan sosiologi dari berbagai pihak terkhusus pada siswa kelas
2 Sekolah Dasar (SD). Mungkin terlihat dan kedengaran sepele saat ini, dengan
mudah menyalahkan atau membenarkan akan tetapi ini akan berdampak pada kwalitas
seorang guru dan
Pada
dasaraanya yang menjadi persoalan adalah, bagaimana sikap kedewasaan yang penuh
kasih sayang dan toleransi tinggi seorang guru dalam memberikan jawaban
terhadap muridnya tanpa melakukan pembunuhan karakter potensi dan motivasi belajar
terhadap sang murid. Dalam proses belajar mengajar, apalagi pada tataran SD itu
bukan persoalan benar atau salahnya pada sebuah jawaban. Akan tetapi bagaimana
kemudian seorang siswa diberikan pemahaman dalam proses pencapaian hasil.
Jikapun proses yang beda dan hasilnya sama maka yang dituntut kemudian adalah
kepiawaian seorang guru dalam memberikan jawaban argumentatif untuk membesarkan
hati peserta didik sehingga tetap bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran di Sekolah. Seharusnya seorang guru melakukan Brainstorming yaitu
menentukan topik siswa mencurahkan pendapat, ide, dan gagasannya; guru menulis
dan menginventarisasi; pendapat yang ada di seleksi dan diambil yang benar.
Dengan demikian bahwa, proses pembelajaran merupakan tempat menyenangkan bagi
siswa-siswi khususnya pada tataran SD.
Guru dalam menjalankan tugas dimanapun, kapanpun,
dalam kegiatan sadar maupun tidak sadar selalu berkaitan dengan 2 hal yaitu accountability (dipercaya) dan sustainability (terus). Guru dapat
dilihat seberapa tingkat accountability
dari sisi akademiknya. Guru yang memiliki tingkat accountability tinggi selalu ingin dipercaya orang lain bahwa ia
adalah guru matematika yang professional dan bisa diandalkan. Pengembangan
profesional guru sepenuhnya ada di tangan guru sehingga keprofesionalan guru
yang berkenaan dengan tugas, hak, dan kewajiban harus dipahami oleh
masing-masing guru. Untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja guru, upaya yang
dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan Lesson
Study. Lesson study merupakan
suatu strategi pembinaan profesi guru yang berkenaan langsung dengan
permasalahan dalam praktik pembelajaran di kelas. Lesson Study yang dijadikan sebagai sarana perbaikan praktik
pembelajaran di kelas dapat meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang
pada akhirnya dapat meningkatkan mutu siswa. Lesson Study membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi
pembelajarannya. Tahap-tahap dalam Lesson
Study meliputi plan
(merencanakan), do (melaksanakan),
dan see (refleksi).
Pentingnya Reward atau Punishment
Penghargaan (Reward) Dan Hukuman (Punishment) pada seseorang akan
berdampak pada pembentukan kepribadian atau eksisitensi diri, apalagi jika
seorang anak pada masa pertumbuhan masa kerja otak. Guru memiliki kedudukan dan
peran strategis dalam hal tersebut. Dimasa kanak-kanak adalah masa dimana
seharusnya sang guru senantiasa berperan aktif dalam menyikapi setiap persoalan
yang dialami oleh peserta didiknya. Jangan dilihat besar kecilnya sebuah
persoalan yang kemudian menghasilkan Reward
Dan Punishment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar