Penulis; Sam'un Mukramin
Manusia adalah makhluk sosial ciptaan
Allah Ta’ala yang paling sempurna,
dengan bekal akal yang diberikan agar manusia berbeda dengan makhluk lain.
Disamping itu, adanya akal ini manusia mampu menggali dan mengkaji sejauh mana potensi
dirinya dan alam dimana dia bertempat tinggal. Sehingga dari adanya pengkajian
yang mendalam tersebut, maka akan melahirkan kesadaran potensi diri dengan
keberadaan orang lain, bahwa mansuia tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain.
Inilah yang dikatan oleh (Aristoteles, 384-322 M). bahwa mansuia adalah zoon politicom.
Perubahan sosial yang terjadi dalam
kehidupan sosial masyarakat senantiasa mengalmi benturan-benturan karena adanya
perbedaan tujuan yang mendasar antara perubahan yang ingin dilaksanakan dengan
sistem sosial yang ada pada masyarakat, sehingga kompetisi atau persaingan
sangat kuat mengakibatkan pada konflik pisik tidak terhindarkan.
Komunikasi yang dilakukan antar-masyarakat
dalam menciptakan nilai dan norma sosial memberikan sebuah respon baik dan
buruk dengan alasan tertentu. Sehingga dalam proses komunikasi yang mengarah
pada perubahan perilaku berimplikasi pada kepribadian individu atau kelompok
tertentu yang melahirkan potensi disintegrasi.
Seiring tumbuh dan berkembangya daya
pikir manusia dan melalui berbagai fase kehidupan maka dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, sehingga manusia mampu menggunakan dan menundukkan dunia dengan
bantuan perkembangan teknologi, inilah yang dikatan dengan masyarakat modern.
Masyarakat modern yang serba kompleks
dengan kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, urbanisasi dan krisis
memunculkan maslah sosial dalam kehidupan bermsyarakat. Ini adalah merupakan
keniscayaan yang terjadi pada kehidupan soisal dengan ketentuan bahwa, dengan
perkembangan daya pikir tingkah laku tersebut akan menciptakan sebuah perubahan
soisal kearah yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun harapan perubahan
tersebut terkadang jauh dari harapan atau yang diinginkan.
Bungin (2007: 159-160) mengungkapkan
bahwa, perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan
masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangakan ruang gerak
kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia
telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu, kehidupan masyarakat nyata dan
kehidupan masyarakat maya (caybercommunity).
Dengan keadaan diatas memberikan sebuah
keternagan yang jelas bahwa, dengan adanya perkembangan teknologi itu tidak
terlepas dari adanya campur tangan manusia untuk senantiasa melakukan
inovasi-inovasi yang mengarah pada perubahan dan pengembangan ruang lingkup
kehidupan yang baru dan positif. Sehingga, dalam menghadapi era pengetahuan
yang hiperkompleks, masyrakat harus sadar dan menjadikan hal tersebut sebgai
sarana penunjang dalam mencapai tujuan kehidupan yang lebih baik lagi.
Di era ilmu pengetahun
dan teknologi semakin berkembang seperti yang sekarang ini dirasakan, cukup
menuntut manusia untuk lebih memperbaiki pola pikirnya, salah melangkah saja
maka fatal akibatnya, sebab kebebasan berpikir kini telah memnyeluruh ke
seluruh negara. Orang-orang bebas menentukan apa yang mereka inginkan meskipun
dengan jalan apapun. Dikalangan mahasiswa ada berbagai warna pola pikir yang
muncul tergantung dari mahasiswa itu mampu menerimanya. Kini ada dikatakan
ideologisme. Politik, strategi dan taktik, jika kesamaan itu telah dikuasi maka
yakin mahasiswa tersebut memiliki suatu keputusan yang relevan dan mampu
diterima. (Abidin).
Dari tahun-ketahun
perkembangan pola pikir semakin meningkat, kita tidak tahu akan ada apa lagi
pemikiran berikutnya. Kaum intelektual di haruskan bagaimana menciptakan suatu
ide yang cemerlang guna dapat membandingkan suatu pemikiran dan keyakinan
kepada manusia itu sendiri.
Disinilah pentingnya
peranan komunikasi dalam segala aspek kehidupan, apakah dalam menyampaikan
sebuah gagasan atau ide dan atau menerima
sebuah pengetahuan baru. Arus interaksi sosial yang meliputi komunikasi massa
yang tidak dapat terbendung dan mendorong manusia melakukan berpikir dan
melakukan manuver tindakan sosial untuk mewujudkan apa yang menjadi
keinginannya.
Pengertian komunikasi itu sendiri menurut Theodornoson dan Theodornoson (1969)
dalam Bungin (2007: 30) memberi batasan rung lingkup komunikasi berupa
penyebaran informasi, ide-ide sikap-sikap, atau emosi-emosi dari seorang atau
kelompok kepada yang lain (atau lain-lainnya) terutama melalui simbol-simbol.
Garbner (1967) dalam Bungin (2007: 31) mengatakan komunikasi dapat
didefenisikan sebagai social interaction melaui
pesan-pesan.
Jadi, bahwa komunikasi sangat terkait
dengan persoalan-persoalan substansi hubungan interaksi sosial yang ada dalam
kehidupan masyarakat, dengan melalui hubungan kontak langsung maupun tidak
langsung.
Sehingga dalam melakukan komunikasi
atau hubungan interaksi sosial baik langsung maupun tidak langsung akan
memberikan sebuah kesan, atau bahkan samapai pada perubahan yang terjadi pada
diri seseornag jika komunikasi atau hubungan interaksi itu dilakukan sangat
intens.
Berbicara tentang perubahan kita
membayangkan sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu; kita berurusan
dengan perbedaan perbedaan keadaan yang diamati antara sebelum dan sesudah
jangka waktu tertentu. Untuk dapat menyatakan perbedaannya, ciri-ciri awal unit
analisis harus diketahui dengan cermat-meski harus berubah (Strasser &
Randall, 1981 dalam Sztompka: 2011:3).
Perubahan sosial dapat dibayangkan
sebagai perubahan yang terjadi didalam atau mencakup sistem soisal. Lebih
tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu
berlainan. (Ibid).
Jadi konsep dasar perubahan sosial
mencakup tiga gagasan: 1) perbedaan, 2) pada waktui berbeda; dan 3) diantara
keadaan sistem sosial yang sama. (Ibid).
Pengaruh komunikasi dalam perubahan
perilaku sangat erat kaitannya dengan proses sosial dan sistem sosial pada
masyarakat. Perilaku ini senantiasa mengalami pergolakan dan ketidakpuasan
untuk memenuhi segala hasrat dan keinginan terhadap kehidupan sosial bermsyarakat
yang bersifat statis (tetap).
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, zainal muhammad. 3 april 2012. Filsafat Tentang Perkembangan Pola Pikir
Manusia. (Online), ( http://www.masbied.com/2012/04/03/makalah-filsafat-tentang-perkembangan-pola-pikir-manusia/#more-11680). Diakses 3 Januari 2013.
Bachtiar,
Wardi. 2006. Sosiologi Klasik.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bungin,
Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi
(Cetakan ke Dua). Jakarta: Kencana Prenada Media Groupa.
Ritzer,
George & Goodman, Douglas J. 2007. Teori
Sosiologi Modern. (Edisi ke-6. Cetakan ke 4) . Rawamangun-Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sztompka,
Piȍtr. 2011. Sosiologi
Perubahan Sosial. (Cetakan ke-6) Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar