Sabtu, 09 April 2016

PENGARUH KOMUNIKASI DALAM PERUBAHAN PERILAKU

Penulis; Sam'un Mukramin

Manusia adalah makhluk sosial ciptaan Allah Ta’ala yang paling sempurna, dengan bekal akal yang diberikan agar manusia berbeda dengan makhluk lain. Disamping itu, adanya akal ini manusia mampu menggali dan mengkaji sejauh mana potensi dirinya dan alam dimana dia bertempat tinggal. Sehingga dari adanya pengkajian yang mendalam tersebut, maka akan melahirkan kesadaran potensi diri dengan keberadaan orang lain, bahwa mansuia tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain. Inilah yang dikatan oleh (Aristoteles, 384-322 M). bahwa mansuia adalah zoon politicom.
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat senantiasa mengalmi benturan-benturan karena adanya perbedaan tujuan yang mendasar antara perubahan yang ingin dilaksanakan dengan sistem sosial yang ada pada masyarakat, sehingga kompetisi atau persaingan sangat kuat mengakibatkan pada konflik pisik tidak terhindarkan.
Komunikasi yang dilakukan antar-masyarakat dalam menciptakan nilai dan norma sosial memberikan sebuah respon baik dan buruk dengan alasan tertentu. Sehingga dalam proses komunikasi yang mengarah pada perubahan perilaku berimplikasi pada kepribadian individu atau kelompok tertentu yang melahirkan potensi disintegrasi.   
Seiring tumbuh dan berkembangya daya pikir manusia dan melalui berbagai fase kehidupan maka dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga manusia mampu menggunakan dan menundukkan dunia dengan bantuan perkembangan teknologi, inilah yang dikatan dengan masyarakat modern.
Masyarakat modern yang serba kompleks dengan kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi, urbanisasi dan krisis memunculkan maslah sosial dalam kehidupan bermsyarakat. Ini adalah merupakan keniscayaan yang terjadi pada kehidupan soisal dengan ketentuan bahwa, dengan perkembangan daya pikir tingkah laku tersebut akan menciptakan sebuah perubahan soisal kearah yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Walaupun harapan perubahan tersebut terkadang jauh dari harapan atau yang diinginkan.
Bungin (2007: 159-160) mengungkapkan bahwa, perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangakan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu, kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (caybercommunity).
Dengan keadaan diatas memberikan sebuah keternagan yang jelas bahwa, dengan adanya perkembangan teknologi itu tidak terlepas dari adanya campur tangan manusia untuk senantiasa melakukan inovasi-inovasi yang mengarah pada perubahan dan pengembangan ruang lingkup kehidupan yang baru dan positif. Sehingga, dalam menghadapi era pengetahuan yang hiperkompleks, masyrakat harus sadar dan menjadikan hal tersebut sebgai sarana penunjang dalam mencapai tujuan kehidupan yang lebih baik lagi. 
Di era ilmu pengetahun dan teknologi semakin berkembang seperti yang sekarang ini dirasakan, cukup menuntut manusia untuk lebih memperbaiki pola pikirnya, salah melangkah saja maka fatal akibatnya, sebab kebebasan berpikir kini telah memnyeluruh ke seluruh negara. Orang-orang bebas menentukan apa yang mereka inginkan meskipun dengan jalan apapun. Dikalangan mahasiswa ada berbagai warna pola pikir yang muncul tergantung dari mahasiswa itu mampu menerimanya. Kini ada dikatakan ideologisme. Politik, strategi dan taktik, jika kesamaan itu telah dikuasi maka yakin mahasiswa tersebut memiliki suatu keputusan yang relevan dan mampu diterima. (Abidin).
Dari tahun-ketahun perkembangan pola pikir semakin meningkat, kita tidak tahu akan ada apa lagi pemikiran berikutnya. Kaum intelektual di haruskan bagaimana menciptakan suatu ide  yang cemerlang guna dapat membandingkan suatu pemikiran dan keyakinan kepada manusia itu sendiri.
Disinilah pentingnya peranan komunikasi dalam segala aspek kehidupan, apakah dalam menyampaikan sebuah gagasan  atau ide dan atau menerima sebuah pengetahuan baru. Arus interaksi sosial yang meliputi komunikasi massa yang tidak dapat terbendung dan mendorong manusia melakukan berpikir dan melakukan manuver tindakan sosial untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginannya.
Pengertian komunikasi itu sendiri menurut Theodornoson dan Theodornoson (1969) dalam Bungin (2007: 30) memberi batasan rung lingkup komunikasi berupa penyebaran informasi, ide-ide sikap-sikap, atau emosi-emosi dari seorang atau kelompok kepada yang lain (atau lain-lainnya) terutama melalui simbol-simbol.
Garbner (1967) dalam Bungin (2007: 31) mengatakan komunikasi dapat didefenisikan sebagai social interaction melaui pesan-pesan.
Jadi, bahwa komunikasi sangat terkait dengan persoalan-persoalan substansi hubungan interaksi sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat, dengan melalui hubungan kontak langsung maupun tidak langsung.  
Sehingga dalam melakukan komunikasi atau hubungan interaksi sosial baik langsung maupun tidak langsung akan memberikan sebuah kesan, atau bahkan samapai pada perubahan yang terjadi pada diri seseornag jika komunikasi atau hubungan interaksi itu dilakukan sangat intens.
Berbicara tentang perubahan kita membayangkan sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu; kita berurusan dengan perbedaan perbedaan keadaan yang diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat menyatakan perbedaannya, ciri-ciri awal unit analisis harus diketahui dengan cermat-meski harus berubah (Strasser & Randall, 1981 dalam Sztompka: 2011:3).
Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi didalam atau mencakup sistem soisal. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. (Ibid).
Jadi konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan: 1) perbedaan, 2) pada waktui berbeda; dan 3) diantara keadaan sistem sosial yang sama. (Ibid). 
Pengaruh komunikasi dalam perubahan perilaku sangat erat kaitannya dengan proses sosial dan sistem sosial pada masyarakat. Perilaku ini senantiasa mengalami pergolakan dan ketidakpuasan untuk memenuhi segala hasrat dan keinginan terhadap kehidupan sosial bermsyarakat yang bersifat statis (tetap).    
  
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, zainal muhammad. 3 april 2012. Filsafat Tentang Perkembangan Pola Pikir Manusia. (Online), ( http://www.masbied.com/2012/04/03/makalah-filsafat-tentang-perkembangan-pola-pikir-manusia/#more-11680). Diakses 3 Januari 2013.

Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi (Cetakan ke Dua). Jakarta: Kencana Prenada Media Groupa.

Ritzer, George & Goodman, Douglas J. 2007. Teori Sosiologi Modern. (Edisi ke-6. Cetakan ke 4) . Rawamangun-Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sztompka, Piȍtr. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. (Cetakan ke-6) Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar: