Penulis; Sam'un Mukramin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budaya-budaya
lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak saja terdapat
secara internal, tetapi juga karena pengaruh-pengaruh yang membentuk suatu
kebudayaan. Perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki peran
yang signifikan dalam meningkatkan semangat nasionalisme, karena kesenian
budaya lokal tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat. Namun dalam
derasnya arus globalisasi, budaya lokal pada sisi lain mengalami kemajuan yang
sangat pesat, tetapi di sisi lain juga mengakibatkan kerusakan dan pengkikisan
budaya lokal yang luar biasa.
Generasi muda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan, oleh
karena itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan.
Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan
semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan keimanan
dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.
Berbicara mengenai tradisi khususnya di Sulawesi-Selatan, mungkin sampai
saat ini bisa dikatakan masih menunjukkan adanya eksistensi walaupun seperti
dikatakan di atas tidak menutup kemungkinan karena perubahan pandangan pada
generasi saat ini dan yang akan datang beberapa tradisi akan semakin berkurang
jika tidak dipelihara dengan baik. Misalnya saja salah satu tradisi yang telah
lama di enkulturasikan dalam masyarakat Sulawesi-Selatan berupa ‘Siri’, namun karena adanya proses
sosialisasi dan enkulturasi yang kurang baik tadi pada masyarakat tradisi ini
mulai berkurang. Walaupun, disebagian tempat, keberadaan tradisi ini
terus-menerus dilestarikan masyarakat sebagai salah satu dari kepribadian
buadaya mereka. Salah satu kawasan yang terus-menerus melestarikan budaya Siri’ terdapat di daerah Gowa, Takalar,
Jeneponto dan beberpa daerah lainnya yang ada di Sulawesi-Selatan. yang mana
hal ini proses enkulturasinya untuk saat ini dirasakan mulai berkurang. Karena
itu penting rasanya gejala-gejala ke arah penurunan tersebut untuk dicermati
dan di sadari.
Maka sangat dibutuhkan kesadaran kolektif dari berbagai unsur pihak
pemerintah dan masyarakat untuk menumbuhkan dan mengembalikan jati diri dan
eksistensi budaya dalam kearifan lokal yang sudah mengalami perubahan dan
pergeseran nilai.
Sehingga, berdasarkan uraian dari latar
belakang diatas maka penulis mengangkat sebuah judul makalah, “Nilai-Nilai Sosial Budaya
yang Strategis dalam Membangun Generasi Muda Sulawesi-Selatan”.
B. Rumusan
Masalah
Di makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah. Diantaranya adalah:
Konsep
budaya lokal?
1. Bagaimanakah nilai-nilai
sosial budaya yang strategis dalam membangun generasi muda sulawesi-selatan?
2. Sejauh manakah peran nilai-nilai
sosial budaya yang strategis dalam membagun generasi muda sulawesi-selatan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam
pelaksanaan tugas mata kuliah ilmu budaya dasar khususnya tentang pembahasan
pengaruh budaya lokal terhadap perilaku generasi muda. Melalui makalah ini,
penulis mencoba untuk memberikan pengetahuan mengenai budaya lokal dan generasi
muda serta pengaruh budaya lokal terhadap generasi muda itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Generasi Muda
Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan
masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya
sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan semua
apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini.
Kata ”Generasi” sebagaimana sering diungkapkan dengan istilah “angkatan
“seperti ; angkatan 66, angkatan 45, dan lain sebagainya. Pengertian generasi
menurut Prof. Dr Sartono Kartadiharjo : “ditinjau dari dimensi waktu, semua
yang ada pada lokasi sosial itu dapat dipandang sebagai generasi, sedangkan
menurut Auguste Comte ( Pelopor sosiologi modern ) : “generasi adalah jangka
waktu kehidupan sosial manusia yang didasarkan pada dorongan keterikatan pada
pokok-pokok pikiran yang asasi”.
B. Perlunya
Nilai Budaya Lokal Pada Generasi Muda
Rasa bangga akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal seharusnya mulai
dipupuk sejak dini untuk menghindari krisis identitas dan jati diri generasi
muda.
Nilai-nilai primordial tidak selalu berarti bersikap eksklusif dan
memandang segala hal secara konservatif tanpa menerima nilai budaya lain.
Berideologi lokal berarti menjadikan nilai-nilai lokal sebagai filter dalam
menerima nilai budaya asing. Berkearifan lokal juga berarti bersikap terbuka
dan terus menerima masukan dari budaya manapun dalam rangka memperkaya dan
mengaktualisasikan nilai-nilai budaya lokal.
Pemuda yang
telah mengenal dan mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal sejak dini akan
menggunakannya sebagai pisau analisis dalam membedah dan memisahkan unsur nilai
dari unsur teknologi. Ia akan bisa menentukan mana hal yang perlu diadopsi dan
mana yang perlu dintinggalkan. Ia akan selalu bersikap kritis dalam menyikapi
setiap fenomena yang dihadapinya. Dengan identitas yang jelas, pemuda semacam
ini tidak akan mudah mengekor dan ikut-ikutan mengadopsi nilai budaya lain.
Sehingga, ia akan tetap menjadi manusia Indonesia modern berciri lokal.
Selain terjaminnya nasionalisme pemuda, identitas yang jelas juga akan
memberikan rasa percaya diri kepada generasi muda untuk membawa dan
memperkenalkan partikularitas yang melekat kuat pada tradisi bangsa dalam
pergaulan internasional. Nantinya ciri khusus ini akan tersebar, dikenal dan
dihargai sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia. Dengan begitu,
Indonesia akan punya kharisma dan nilai khusus yang bisa dibanggakan di mata
dunia internasional.
C. Peran
Generasi Muda Terhadap Budaya Lokal
Generasi Muda memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya
daerah. Dalam konteks keberlanjutan budaya apabila Generasi Muda sudah tidak
lagi peduli terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut akan mati. Namun
jika generasi mudanya memilki kecintaan dan mau ikut serta dalam melestarikan
budaya daerahnya budaya tersebut akan tetap ada disetiap generasi.
Generasi muda juga harus menjadi aktor terdepan dalam memajukan budaya
daerah, sehingga budaya asing yang masuk yang ke daerah tidak
merusak atau mematikan budaya daerah tersebut.
Besarnya pengaruh budaya asing terhadap budaya daerah ini yang membuat para
generasi muda yang peduli terhadap budaya daerahnya harus bekerja keras dan
memfilter setiap budaya yang masuk ke daerah. Jangan sampai generasi muda
lengah dan bahkan mengikuti budaya budaya yang bertentangan dengan budaya
daerahnya.
Setidaknya
ada beberapa peran generasi muda dalam memajukan budaya daerah ,diantaranya :
1. Memperkuat
Aqidah
Aqidah merupakan pondasi dasar yang harus dimiliki oleh para generasi muda
untuk meneruskan nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Kuat dan tidaknya pondasi
ini juga akan menetukan seberapa kuat character suatu bangsa.
Bila para generasi mudanya sudah tidak memiliki jati diri yang kuat maka
budaya asing pun akan mudah dengan leluasanya menggeser budaya suatu daerah.dan
sebaliknya jika suatu daerah memiliki jatidiri yang kuat maka akan sangat sulit
budaya asing untuk bisa masuk, apalagi mengantikan buadaya daerah tersebut. Maka
dari itu generasi muda seharusnya lebih menguatkan jatidiri dan kecintaanya
pada suatu budaya yang akan mereka warisi nantinya.
2. Meningkatkan
Intelektualitas
Intelektualitas menjadi sesuatu yang di anggap penting karena melalui
intelektualitas ini para generasi muda bisa menyelamatkan memajukan budaya
daerah di mana mereka tinggal dan melalui intelektualitas ini akan lahir moral
dan etika serta menjunjung tinggi nilai nilai suatu budaya.
Keluasan ilmu pengetahuan juga bisa dijadikan sebagai jalan untuk mebangun
negeri ini, sehingga dengan keluasan ilmu tersebut para generasi muda bisa
memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada masyarakat dan menjadi pilter
masuknya budaya asing ke daerah masing-masing.
3. Kesadaran Strategis
Melestarikan Nilai-Nilai Sosial Budaya Strategis dalam Membangun Generasi Muda
Sesungguhnya, “Melestarikan suatu budaya lebih sulit dari pada membuat
budaya yang baru”, demikian ungkpan orang bijak. Tapi itulah kenyataanya saat
ini yang terjadi kita lebih sulit mempelajari budaya daerah yang tak lain milik
kita sendiri. Konsisi seperti ini bisa kita lihat begitu banyak anak muda kita
yang lebih hapal lagu lagu barat ketimbang lagu daerah seperti lagu Ongkona
Bone, Ininnawa sabbarae, dan lain sebagainya, Nah disinilah peran penting
para generasi muda untuk menyelamatkan serta melestarikan budaya daerah yang
sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini.
Sejatinya,
kesadaran untuk melestarikan budaya daerah ini idealnya memang harus dimulai
dari para generasi muda, karena di pundaknyalah ada potensi besar yang perlu
mendapat motivasi dari berbagai pihak
4. Pengaruh
Budaya Lokal Terhadap Generasi Muda
Dengan adanya budaya lokal di Indonesia, ternyata dapat mempengaruhi
perilaku generasi muda. Diantaranya:
a) Dapat membentuk suatu kecintaan pada
generasi muda terhadap budayanya sendiri dan dari kencintaan budaya itu sendiri
menjadi suatu cerminan perilaku atau tindakan dalam kehidupan sehari-seharinya.
b) Sebagai pembekalan diri kepada
setiap generasi muda untuk tidak meninggalkan unsur budaya yang ada di
indonesia. Karena generasi muda pada saat ini hidup diera globalisasi dengan
sudut pandang yang sangat berbeda dengan kehidupan generasi muda pada zaman
dahulu sebelum era globalisasi.
c) Membentuk kesadaran terhadap
generasi muda kita supaya kebudayaan kita tidak punah dengan seiring
perkembangan zaman pada saat ini dan perlu adanya penanaman cinta dan kasih
sayang antar semua maysrakat indonesia dengan saling menghargai setiap
kebudayaan dari setiap daerah yang ada.
d) Lebih menghargai nilai budaya dan
bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang
dirasakan semakin kuat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya lokal
sangat mempunyai peranan penting terhadap perilaku generasi muda. Dikarenakan
para generasi muda inilah sebagai aset masa depan dan penerus bangsa. Sudah
seharusnya jika para generasi muda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk
mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh
nilai budaya asing yang secara nyata bertentangan dengan budaya dasar daerah
kita.
Apabila suatu budaya lokal telah melekat pada diri generasi muda,
dipastikan para generasi muda akan lebih mencintai budaya yang ada di indonesia
dengan penuh rasa tanggung jawab karena semua masyarakat indonesia mempunyai
peranan penting dalam memajukan suatu unsur kebudayaan yang ada di indonesia
B. Saran
Hendaknya para generasi muda membentuk suatu badan untuk pembudidayaan
keaneka ragaman suatu budaya yang terkandung dalam norma-norma kehidupan yang
terjadi pada masyarakat indonesia sehingga melekatlah dalam diri seseorang
tersebut untuk selalu melestarikan budaya yang ada pada negara indonesia,
sehingga atitude norma-norma kehidupan manusia dalam bertingkah laku tidak
dipandang sebelah mata oleh negara lain.
Selain itu para generasi muda harus terus berkarya ditengah-tengah kemajuan
teknologi pada zaman sekarang dengan tidak meninggalkan sedikitpun nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu unsur kebudayaan sehingga kebudayaan yang ada di
indonesia terus berkembang ditengah-tengah kemajuan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang, Hawari. 1997. Al-Quran : Ilmu Kesehatan Jiwa dan Jiwa. Yogyakarta. PT. Dana
Bhakti Prima Yasa.
Elisabeth Guthrie, M. D. dan Kathy Mathews. 2003. Anak Sempurna atau Anak Bahagia: Dilema
Orangtua Modern, /alih bahasa Ida Sitompul. Bandung. Mizan.
Ensiklopedia Ilmu-ilmu Sosial. 2000. Artikel, oleh Adam Kuper & Jessica
Kuper, alih bahasa Haris Munandar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Hammudah Abd al-Athi. 1984. The Family Structure in Islam (Keluarga Muslim, alih bahasa Anshari
Thayyib. Surabaya. PT. Bina Ilmu.
http://arifinhakam.wordpress.com/karya-tulis-usaha-menciptakan-generasi-muda-yang-tangguh/
http://forbetterindonesia.wordpress.com/2011/11/18/transformasi-nilai-nilai-kearifan-lokal-bagi-pembangunan-mental-generasi-muda/
http://jasapembuatanweb.co.id/artikel-ilmiah/pengertian-generasi-muda
http://ariflrahman.blogspot.com/2013/06/pengaruh-budaya-lokal-terhadap-generasi.html. Diakses. Selasa, 11 Juni 2013
Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta:
Penerbit Djambatan.
Sholehuddin. 2010. Pluralisme
Agama dan Toleransi. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Kementerian Pendidikan Nasional.
Shalih, Syaikh. 2002. Harga Diri dan Kehormatan Rumah Tangga Muslim. Solo: At-Tibyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar