Sabtu, 09 April 2016

PEKERJAAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA


Oleh Sam'un Mukramin
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang Masalah
Gender dalam agenda feminisme  banyak memfokuskan pada persamaan hak, partisipasi perempuan dalam kerja, pendidikan, kebebasan seksual maupun hak reproduksi. Sejak abad 17 hingga 21 perjuangan feminis telah mencapai pasang surut dan mengalami perluasan wilayah tuntutan dan agenda perjuangan yang jauh lebih rumit bahkan menuntut satu studi khusus terhadap wacana ini.Dari kubu pro dan kontra feminisme, dari kritikan dan kecaman yang terlontar, Islam diantaranya yang paling mendapat banyak sorotan dalam kaitannya terhadap status dan aturan yang diberikan agama ini terhadap kaum perempuan. Hegemoni Islam terhadap perempuan muslim di negara-negara Islam terlihat jelas dalam praktek keseharian di kehidupan. Dengan demikian akan difokuskan mengenai pekerjaan  perempuan dalam keluarga, dimana kaum perempuan mendapat kesulitan dalam bergaul, mengekpresikan kebebasan individunya, terkungkung oleh aturan yang sangat membatasi ruang kerja dan gerak dinamisnya, bahkan suaranyapun tidak berarti layaknya seorang warga negara atau anggota masyarakat atau hak seorang individu.
       Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal. Tumbuh dan berkembangnya aspek manusia baik fisik, psikis atau mental, sosial dan spiritual, yang akan menentukan bagi keberhasilan bagi kehidupannya, sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang kondusif sangat menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, moral, kemampuan bersosialisasi, penyesuaian diri, kecerdasan, kreativitas juga peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan.
 
B. Rumusan Masalah
  1.  Apakah pekerjaan wanita dalam keluarga ?
C. Tujuan Masalah
  1. Mengetahui  apa sebenarnya pekerjaan wanita dalam keluarga
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat teoritis dan konseptual   dengan menggunakan berbagai referensi dari buku dan internet tentang feminisme dan pekerjaan perempuan menurut islam.


 BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya.
B.    Kejiwaan perempuan
Perempuan dapat diibaratkan sebagai gelombang laut, Ketika perempuan itu merasa dicintai maka akan naik mental dan semangatnya, wajahnyapun selalu terlihat tersenyum bahagia dan berarti gelombang laut sedang naik, ketika itu juga dia memberikan kemurahan cintanya. Sebaliknya ketika gelombang itu turun maka akan memunculkan perasaan pada perempuan yang menyerupai penjernihan pertimbangan perasaan, dan dalam hati dia berusaha memeriksa adanya sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Dalam keadan seperti ini banyak keluhan hingga dia mencari seseorang untuk mendengarkan, memahami dan mengharapkan jalan keluar atau solusi yang akan dilakukan selanjutnya.
Dengan demikian kesiapan perempuan untuk memberi dan menerima cinta dan kasihsayang, tergantung pada seberapa besar perasaan dalam dirinya. Dengan kata lain tergantung dari penghargaan pada dirinya. Bagi kaum Adam, yang terpenting adalah ia harus mengetahui titik ini dengan baik. Ia harus tahu keadaan perempuan yang menuntutnya bersikap sangat lembut, mempergaulinya dengan baik,dan membuatnya merasakan cinta dan kasih sayang yang diharapkan dan di cari dari seorang laki-laki. Perempuan tersebut adalah isteri yang sangat membutuhkan perasaan tersebut
C.    Pekerjaan perempuan  dalam keluarga
1)    Ibu sebagai guru
Sebagai seorang teacher ( guru ), seorang ibu mampu mendidik putra-putrinya, mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, membimbing mengarahkan serta memberikan penilaian baik berupa reward maupun punishment yang mendidik. Menurut Baqir Sharif al-Qarashi ( 2003:64), bahwa ibu merupakan sekolah yang paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta sarana untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat mulia.
2)    Ibu sebagai chef/cook
Sebagai seorang chef tentunya seorang ibu harus pandai memutar otak untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang dapat diterima semua anggota keluarga, baik menu sarapan, makan siang, maupun makan malam.
3)    Ibu sebagai perawat
Sebagai seorang   perawat  seorang ibu bagaimana dengan telatennya merawat putra-putrinya, dari mulai mengganti popok ketika bayi, memandikan, menyuapi makan, sampai segala sesuatu yang dibutuhkan oleh putra-putrinya sekecil apapun beliau perhatikan, dan tidak bosan-bosannya mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya yang begitu tulus.
4)    Ibu sebagai akuntan
Sebagai seorang akuntan, seorang ibu mampu mengelola APBK ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga ) dengan sebaik-baiknya, bagaimana mengatur pengeluaran belanja bulanan dari mulai membayar listrik, telepon, PAM, kebutuhan anak sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang tak terduga. Dan bahkan bagaimana seorang ibu rumah tangga mampu membantu perekonomian keluarganya dengan tidak melupakan kodratnya sebagai ibu.
5)    Ibu sebagai design interior
Ibu sebagai seorang design interior seorang ibu harus mampu menciptakan/menata berbagai furnitur yang ada di rumahnya untuk menciptakan suasana baru, tidak membosankan anggota keluarganya.
6)    Ibu sebagai dokter
Ibu sebagai seorang dokter bagaimana seorang ibu harus mampu mengupayakan kesembuhan dan menjaga putra-putrinya dari berbagai hal yang mengancam kesehatan. Berbagai cara dilakukan untuk menjaga anggota keluarganya tetap dalam keadaan sehat.

D.    Pekerjaan wanita dalam keluarga  menurut agama islam
·         Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Tidak ada yang lebih baik di dunia ini bagi seorang muslim setelah menyembah Allah, selain mendapatkan istri yang shaleh, cantik apabila dipandang, patuh apabila diperintah, memenuhi sumpah pernikahan, menjaga dirinya dan kekayaan suami di saat suami pergi, mengasuh anak-anaknya, tidak membiarkan orang lain masuk ke rumah tanpa ijin suami, dan tidak menolak apabila suami memanggil ke tempat tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
·         Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Seorang perempuan yang menegakkan sholat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, dan mematuhi suaminya akan memasuki Surga melalui pintu mana saja dia suka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
·         Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Demi Dia yang berkuasa pada hidupku, ketika sang suami memanggil istrinya ke tempat tidur dan dia menolaknya, Dia yang di Surga akan murka padanya sampai suaminya senang akan dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
·         Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Yang terbaik diantara para perempuan adalah yang mengasihi, mengasuh anak, supportif dan patuh, dan yang terburuk diantara perempuan adalah yang suka mengenakan perhiasan dan egois, dan masuk surganya tidak lebih mungkin dari seekor gagak putih”. (HR. Bukhari dan Muslim). Gagak berwarna putih, tidak seperti yang berwarna hitam, sekalipun ada tapi sangat jarang muncul di alam; sama jarangnya dengan kemungkinan perempuan sombong yang suka mengenakan perhiasan untuk bisa masuk surga.
·         Istri sepatutnya selalu taat pada suami, sepanjang tidak melawan kesukaan Allah. Hal ini menunjukkan karakternya yang tulus, yang berlawanan dengan kesombongan. Istri mesti menjaga kesuciannya, dengan melindungi kehormatan suaminya. Ini menunjukkan bahwa sang istri layak dipercaya. Ini adalah sangat penting dalam pernikahan, dan bisa berakibat menguatnya atau runtuhnya pernikahan. Ini akan mempengaruhi kedamaian hati suami dan akan sangat menggangu keberhasilannya baik di dalam maupun di luar rumah. Istri menjaga kekayaan dan harta milik suami, dengan secara bijak mengolah apa yang dipercayakan padanya. Ini menunjukkan sang istri cerdas dan handal, karena istri menunjukkan kebolehannya dalam urusan suami. Ini adalah karakter luar biasa, yang sangat dibutuhkan suami yang ingin terus meningkatkan posisi keluarga di masyarakat.
·         Istri mengasuh anak-anak suaminya seperti yang diinginkan sang suami. Hal ini menunjukkan sang istri sangat mengasihi dan menyayangi, dan anak-anaknya menjadi prioritas utama. Istri yang di saat ditinggal suaminya menolak orang lain masuk rumah tanpa ijin sang suami. Keluarga istri selalu diijinkan, kecuali yang dilarang oleh sang suami. Juga, di saat suami pergi, sang istri bisa menerima saudara laki-laki suami masuk rumah; namun dia hanya boleh masuk sampai ruangan khusus, seperti ruang tamu, dan saudara ipar tersebut tidak boleh berduaan dengan sang istri. Contoh lainnya, sang istri tidak semestinya meninggalkan rumah suami tanpa ijin. Sekalipun perempuan diperbolehkan untuk datang ke Masjid, namun mereka harus mendapatkan ijin dari suami sebelum berangkat ke Masjid atau hendak beribadah puasa.
·         Istri berlaku ramah pada orang tua suami. Artinya, sang istri menunjukkan keramahan pada orang tuanya, sebagaimana menantu yang baik berperilaku, dengan setia melayani mereka. Perbuatan semacam ini memperkuat ikatan suami istri, karena hal ini menunjukkan penghormatan.
·         Mengerjakan pekerjaan rumah sebagai seorang ibu rumah tangga seperti halnya memasak, mencuci, membersihkan rumah dan sebagainya. Seorang istri sudah semestinya melakukan pekerjaan rumah tangga seperti di atas dengan penuh kerelaan dan kelapangan hati dan kesadaran bahwa hal itu merupakan salah satu ibadah kepada Allah.

·         menjaga harta suami ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Sebaik-baik wanita penunggang unta, wanita Quraisy yang baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya." (HR. Al-Bukhari no. 5082 dan Muslim no. 2527)
·         Menjaga rahasia suami dan juga kehormatannya sehingga hal tersebut akan menumbuhkan kepercayaan sang suami secara penuh terhadapnya.
·         Bergaul dengan suami dengan cara yang baik Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara membuatnya ridha ketika suami marah, menunjukkan rasa cinta dan sayang kepadanya dan juga penghargaan, mengucapkan kata-kata yang baik dan wajah  yang selalu penuh senyuman, dan memaafkan kesalahan suami bila ia bersalah. Hal yang tidak kalah penting adalah dalam hal memperhatikan makanan, minuman, serta pakaian dari suami.
·         Mengatur waktu dengan sebaik mungkin Sehingga dengan mengatur waktu ini semua pekerjaan terselesaikan pada waktunya, menjaga kebersihan dan juga keteraturan didalam rumah sehingga selalu tampak rapi dan juga bersih hingga hal tersebut menimbulkan sesuatu yang menyenangkan pandangan bagi sang suami dan membuat buah hati menjadi betah di dalam rumah. Bersikap dan berkata jujur terhadap suami dalam segala sesuatu, Khususnya ketika ada sesuatu yang terjadi sementara suami tidak berada dalam  rumah. Jauhi sifat dusta karena hal ini akan menghilangkan kepercayaan suami.
·         Menyiapkan atau memasak makanan dan minuman, menyapu dan mengepel lantai rumah dari debu dan kotoran, mencuci piring dan peralatan makan lainnya, mencuci baju beserta pakaian lainnya, membuang sampah di rumah ke pembuangan sampah, membersihkan debu-debu yang ada di rumah, merawat dan menyiram tanaman, menjemur dan menyeterika pakaian yang telah dicuci, belanja keperluan sehari-hari, membersihkan kaca-kaca yang ada di rumah, merapikan tempat tidur dan perabot kamar tidur, memasukkan pakaian ke dalam lemari pakaian, mengurus anak-anak dari a sampai z, merapikan dan membersihkan perabot rumah tangga, menjaga hubungan baik dengan para tetangga dan menjaga nama baik keluarga.


BAB IV
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling besar perannya bagi kesejahteraan dan kelestarian anggota-anggotanya, terutama anak-anak. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan wadah tempat bimbingan dan latihan anak selama kehidupan mereka. Diharapkan dari keluargalah seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan matang dan dewasa dan penuh mawaddah wa rahmah.
Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan  menjadi tiga, pertama, ibu sebagai pemenuh kebutuhan anak. Kedua, ibu sebagai suri teladan  bagi anak. Terakhir, ibu sebagai pemberi motivasi bagi kelangsungan kehidupan anak.
Dari segi kejiwaan dan kependidikan, sabda Nabi di atas ditunjukan kepada para orang tua khususnya para ibu, harus bekerja keras mendidik anak dan mengawasi tingkah laku mereka dengan menanamkan dalam benak mereka berbagai perilaku terpuji serta tujuan-tujuan mulia.
B.    Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah, meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal sudah mengimplementasikan makalah ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini karena manusia adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

Fakih, Mansour. 1996. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Muchtar, Yati. 2001. Gerakan Perempuan Indonesia Dan Politik Gender Orde Baru. Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Dan Kesetaraan, No. 14.
Soewondo, Nani. 1984. Kedudukan Wanita Indonesia Dalam Hukum Dan Masyarakat. Ghalia: Indonesia, Jakarta.
Soekito, Sri Widoyatiwiratmo. 1989. Anak Dan Wanita Dalam Hukum. LP3ES: Jakarta.
Arda Dinata. 2009.Meluruskan Emansipasi dan Membangun Karakter Bangsa
Megawangi, Ratna. 2007. Pos Edisi 05 November. Pencitraan Peran Perempuan dalam Pembangunan. Bangka: Bangka
Rajasa, Hatta. 2007.Pendidikan Karakter. Cimanggis: Indonesian HeritageFoundation.
Memaknai Kemerdekaan dari Perspektif Pembinaan Karakter  
Kamal An-nu’aimi,DR. Thariq.2000.Psikologi suami isteri. MITRA PUSTAKA: Yogyakarta
Muhammad, Husein K.H. 2001. Fiqh Perempuan : Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Jogjakarta : PT.LKiS Pelangi Aksara Jogjakarta.  


Tidak ada komentar: