Oleh Sam'un Mukramin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah
Gender dalam agenda
feminisme banyak memfokuskan
pada persamaan hak, partisipasi perempuan dalam kerja, pendidikan, kebebasan
seksual maupun hak reproduksi. Sejak abad 17 hingga 21 perjuangan feminis telah
mencapai pasang surut dan mengalami perluasan wilayah tuntutan dan agenda
perjuangan yang jauh lebih rumit bahkan menuntut satu studi khusus terhadap
wacana ini.Dari kubu pro dan kontra feminisme, dari kritikan dan kecaman yang
terlontar, Islam diantaranya yang paling mendapat banyak sorotan dalam
kaitannya terhadap status dan aturan yang diberikan agama ini terhadap kaum
perempuan. Hegemoni Islam terhadap perempuan muslim di negara-negara Islam
terlihat jelas dalam praktek keseharian di kehidupan. Dengan demikian akan
difokuskan mengenai pekerjaan perempuan dalam keluarga, dimana kaum
perempuan mendapat kesulitan dalam bergaul, mengekpresikan kebebasan
individunya, terkungkung oleh aturan yang sangat membatasi ruang kerja dan
gerak dinamisnya, bahkan suaranyapun tidak berarti layaknya seorang warga
negara atau anggota masyarakat atau hak seorang individu.
Keluarga merupakan lembaga sosial yang
paling awal dikenal. Tumbuh dan berkembangnya aspek manusia baik fisik, psikis
atau mental, sosial dan spiritual, yang akan menentukan bagi keberhasilan bagi
kehidupannya, sangat ditentukan oleh lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga
yang kondusif sangat menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, moral,
kemampuan bersosialisasi, penyesuaian diri, kecerdasan, kreativitas juga
peningkatan kapasitas diri menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam
ukuran kemanusiaan.
B. Rumusan
Masalah
- Apakah pekerjaan wanita dalam keluarga ?
C. Tujuan Masalah
- Mengetahui apa sebenarnya pekerjaan wanita dalam keluarga
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini
adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat teoritis dan
konseptual dengan menggunakan berbagai
referensi dari buku dan internet tentang feminisme dan pekerjaan perempuan menurut islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu aktivitas yang
dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu bekerja untuk
mempertahankan hidupnya.
B.
Kejiwaan perempuan
Perempuan dapat diibaratkan sebagai gelombang laut,
Ketika perempuan itu merasa dicintai maka akan naik mental dan semangatnya,
wajahnyapun selalu terlihat tersenyum bahagia dan berarti gelombang laut sedang
naik, ketika itu juga dia memberikan kemurahan cintanya. Sebaliknya ketika
gelombang itu turun maka akan memunculkan perasaan pada perempuan yang
menyerupai penjernihan pertimbangan perasaan, dan dalam hati dia berusaha
memeriksa adanya sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Dalam keadan seperti
ini banyak keluhan hingga dia mencari seseorang untuk mendengarkan, memahami
dan mengharapkan jalan keluar atau solusi yang akan dilakukan selanjutnya.
Dengan demikian kesiapan perempuan untuk memberi dan
menerima cinta dan kasihsayang, tergantung pada seberapa besar perasaan dalam
dirinya. Dengan kata lain tergantung dari penghargaan pada dirinya. Bagi kaum
Adam, yang terpenting adalah ia harus mengetahui titik ini dengan baik. Ia harus tahu keadaan perempuan yang
menuntutnya bersikap sangat lembut, mempergaulinya dengan baik,dan membuatnya
merasakan cinta dan kasih sayang yang diharapkan dan di cari dari seorang
laki-laki. Perempuan tersebut adalah isteri yang sangat membutuhkan perasaan
tersebut
C.
Pekerjaan perempuan dalam keluarga
1) Ibu sebagai guru
Sebagai seorang teacher ( guru ),
seorang ibu mampu mendidik putra-putrinya, mengajarkan sesuatu yang baru,
melatih, membimbing mengarahkan serta memberikan penilaian baik berupa reward
maupun punishment yang mendidik. Menurut Baqir Sharif al-Qarashi
( 2003:64), bahwa ibu merupakan sekolah yang paling utama dalam pembentukan
kepribadian anak, serta sarana untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat
mulia.
2) Ibu sebagai chef/cook
Sebagai seorang chef tentunya seorang ibu
harus pandai memutar otak untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang dapat
diterima semua anggota keluarga, baik menu sarapan, makan siang, maupun makan
malam.
3) Ibu sebagai perawat
Sebagai seorang perawat
seorang ibu bagaimana dengan telatennya merawat putra-putrinya, dari
mulai mengganti popok ketika bayi, memandikan, menyuapi makan, sampai segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh putra-putrinya sekecil apapun beliau perhatikan,
dan tidak bosan-bosannya mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya yang begitu
tulus.
4) Ibu sebagai akuntan
Sebagai seorang akuntan, seorang ibu mampu
mengelola APBK ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga ) dengan
sebaik-baiknya, bagaimana mengatur pengeluaran belanja bulanan dari mulai
membayar listrik, telepon, PAM, kebutuhan anak sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang tak terduga. Dan bahkan bagaimana seorang ibu rumah tangga mampu
membantu perekonomian keluarganya dengan tidak melupakan kodratnya sebagai ibu.
5) Ibu sebagai design interior
Ibu sebagai seorang design interior
seorang ibu harus mampu menciptakan/menata berbagai furnitur yang ada di
rumahnya untuk menciptakan suasana baru, tidak membosankan anggota keluarganya.
6) Ibu sebagai dokter
Ibu sebagai seorang dokter bagaimana seorang ibu
harus mampu mengupayakan kesembuhan dan menjaga putra-putrinya dari berbagai
hal yang mengancam kesehatan. Berbagai cara dilakukan untuk menjaga anggota
keluarganya tetap dalam keadaan sehat.
D. Pekerjaan wanita dalam keluarga
menurut agama islam
·
Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda: “Tidak ada yang lebih baik di dunia ini bagi seorang muslim
setelah menyembah Allah, selain mendapatkan istri yang shaleh, cantik apabila
dipandang, patuh apabila diperintah, memenuhi sumpah pernikahan, menjaga
dirinya dan kekayaan suami di saat suami pergi, mengasuh anak-anaknya, tidak
membiarkan orang lain masuk ke rumah tanpa ijin suami, dan tidak menolak
apabila suami memanggil ke tempat tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)
·
Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda: “Seorang perempuan yang menegakkan sholat lima waktu, berpuasa
di bulan Ramadan, dan mematuhi suaminya akan memasuki Surga melalui pintu mana
saja dia suka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
·
Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda: “Demi Dia yang berkuasa pada hidupku, ketika sang suami
memanggil istrinya ke tempat tidur dan dia menolaknya, Dia yang di Surga akan
murka padanya sampai suaminya senang akan dirinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
·
Nabi Muhammad SAW
pernah bersabda: “Yang terbaik diantara para perempuan adalah yang mengasihi,
mengasuh anak, supportif dan patuh, dan yang terburuk diantara perempuan adalah
yang suka mengenakan perhiasan dan egois, dan masuk surganya tidak lebih
mungkin dari seekor gagak putih”. (HR. Bukhari dan Muslim). Gagak berwarna
putih, tidak seperti yang berwarna hitam, sekalipun ada tapi sangat jarang
muncul di alam; sama jarangnya dengan kemungkinan perempuan sombong yang suka
mengenakan perhiasan untuk bisa masuk surga.
·
Istri sepatutnya
selalu taat pada suami, sepanjang tidak melawan kesukaan Allah. Hal ini
menunjukkan karakternya yang tulus, yang berlawanan dengan kesombongan. Istri mesti menjaga
kesuciannya, dengan melindungi kehormatan suaminya. Ini menunjukkan bahwa sang
istri layak dipercaya. Ini adalah sangat penting dalam pernikahan, dan bisa
berakibat menguatnya atau runtuhnya pernikahan. Ini akan mempengaruhi kedamaian
hati suami dan akan sangat menggangu keberhasilannya baik di dalam maupun di
luar rumah. Istri
menjaga kekayaan dan harta milik suami, dengan secara bijak mengolah apa yang
dipercayakan padanya. Ini menunjukkan sang istri cerdas dan handal, karena
istri menunjukkan kebolehannya dalam urusan suami. Ini adalah karakter luar
biasa, yang sangat dibutuhkan suami yang ingin terus meningkatkan posisi
keluarga di masyarakat.
·
Istri mengasuh
anak-anak suaminya seperti yang diinginkan sang suami. Hal ini menunjukkan sang
istri sangat mengasihi dan menyayangi, dan anak-anaknya menjadi prioritas
utama. Istri
yang di saat ditinggal suaminya menolak orang lain masuk rumah tanpa ijin sang
suami. Keluarga istri selalu diijinkan, kecuali yang dilarang oleh sang suami.
Juga, di saat suami pergi, sang istri bisa menerima saudara laki-laki suami
masuk rumah; namun dia hanya boleh masuk sampai ruangan khusus, seperti ruang
tamu, dan saudara ipar tersebut tidak boleh berduaan dengan sang istri. Contoh
lainnya, sang istri tidak semestinya meninggalkan rumah suami tanpa ijin.
Sekalipun perempuan diperbolehkan untuk datang ke Masjid, namun mereka harus
mendapatkan ijin dari suami sebelum berangkat ke Masjid atau hendak beribadah
puasa.
·
Istri berlaku ramah
pada orang tua suami. Artinya, sang istri menunjukkan keramahan pada orang
tuanya, sebagaimana menantu yang baik berperilaku, dengan setia melayani
mereka. Perbuatan semacam ini memperkuat ikatan suami istri, karena hal ini
menunjukkan penghormatan.
·
Mengerjakan pekerjaan rumah sebagai seorang ibu rumah tangga seperti halnya memasak, mencuci, membersihkan
rumah dan sebagainya. Seorang istri sudah semestinya melakukan pekerjaan rumah
tangga seperti di atas dengan penuh kerelaan dan kelapangan hati dan kesadaran
bahwa hal itu merupakan salah satu ibadah kepada Allah.
·
menjaga harta suami ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
:"Sebaik-baik wanita penunggang unta, wanita Quraisy yang baik, adalah
yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami
dalam apa yang ada di tangannya." (HR. Al-Bukhari no. 5082 dan Muslim no.
2527)
·
Menjaga rahasia suami dan juga kehormatannya sehingga hal tersebut akan
menumbuhkan kepercayaan sang suami secara penuh terhadapnya.
·
Bergaul dengan suami dengan cara yang baik Hal tersebut bisa dilakukan
dengan cara membuatnya ridha ketika suami marah, menunjukkan rasa cinta dan
sayang kepadanya dan juga penghargaan, mengucapkan kata-kata yang baik dan
wajah yang selalu penuh senyuman, dan
memaafkan kesalahan suami bila ia bersalah. Hal yang tidak kalah penting
adalah dalam hal memperhatikan makanan, minuman, serta pakaian dari suami.
·
Mengatur waktu dengan sebaik mungkin
Sehingga dengan mengatur waktu ini semua pekerjaan terselesaikan pada
waktunya, menjaga kebersihan dan juga keteraturan didalam rumah sehingga selalu
tampak rapi dan juga bersih hingga hal tersebut menimbulkan sesuatu yang
menyenangkan pandangan bagi sang suami dan membuat buah hati menjadi betah di dalam rumah. Bersikap dan berkata
jujur terhadap suami dalam segala sesuatu, Khususnya ketika ada sesuatu yang
terjadi sementara suami tidak berada dalam rumah. Jauhi sifat dusta karena hal ini akan
menghilangkan kepercayaan suami.
·
Menyiapkan
atau memasak makanan dan minuman, menyapu
dan mengepel lantai rumah dari debu dan kotoran, mencuci
piring dan peralatan makan lainnya, mencuci baju beserta
pakaian lainnya, membuang sampah di rumah ke pembuangan sampah, membersihkan
debu-debu yang ada di rumah, merawat dan menyiram
tanaman, menjemur
dan menyeterika pakaian yang telah dicuci, belanja
keperluan sehari-hari, membersihkan kaca-kaca yang ada di
rumah, merapikan
tempat tidur dan perabot kamar tidur, memasukkan pakaian ke
dalam lemari pakaian, mengurus anak-anak dari a sampai z, merapikan
dan membersihkan perabot rumah tangga, menjaga hubungan baik
dengan para tetangga dan menjaga nama baik keluarga.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Keluarga merupakan suatu lembaga sosial yang paling
besar perannya bagi kesejahteraan dan kelestarian anggota-anggotanya, terutama
anak-anak. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terpenting bagi
perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Keluarga merupakan wadah tempat
bimbingan dan latihan anak selama kehidupan mereka. Diharapkan dari keluargalah
seseorang dapat menempuh kehidupannya dengan matang dan dewasa dan penuh
mawaddah wa rahmah.
Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga, pertama, ibu sebagai pemenuh
kebutuhan anak. Kedua, ibu sebagai suri teladan bagi anak. Terakhir, ibu
sebagai pemberi motivasi bagi kelangsungan kehidupan anak.
Dari segi kejiwaan dan kependidikan, sabda Nabi di
atas ditunjukan kepada para orang tua khususnya para ibu, harus bekerja keras
mendidik anak dan mengawasi tingkah laku mereka dengan menanamkan dalam benak
mereka berbagai perilaku terpuji serta tujuan-tujuan mulia.
B. Saran
Mungkin
inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah, meskipun penulisan ini jauh
dari sempurna minimal sudah mengimplementasikan makalah ini. Masih banyak
kesalahan dari penulisan makalah ini karena manusia adalah tempat salah dan
dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh
saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik
daripada masa sebelumnya
DAFTAR
PUSTAKA
Fakih,
Mansour. 1996. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Muchtar, Yati. 2001. Gerakan Perempuan Indonesia
Dan Politik Gender Orde Baru. Jurnal Perempuan Untuk Pencerahan Dan Kesetaraan,
No. 14.
Soewondo, Nani. 1984. Kedudukan Wanita Indonesia Dalam Hukum Dan
Masyarakat. Ghalia: Indonesia, Jakarta.
Soekito, Sri Widoyatiwiratmo. 1989. Anak Dan Wanita Dalam Hukum. LP3ES:
Jakarta.
Arda Dinata. 2009.Meluruskan
Emansipasi dan Membangun Karakter Bangsa
Megawangi, Ratna. 2007. Pos Edisi 05 November. Pencitraan Peran Perempuan dalam Pembangunan. Bangka: Bangka
Rajasa, Hatta. 2007.Pendidikan Karakter. Cimanggis: Indonesian HeritageFoundation.
Memaknai Kemerdekaan dari Perspektif Pembinaan Karakter
Kamal An-nu’aimi,DR. Thariq.2000.Psikologi
suami isteri. MITRA PUSTAKA: Yogyakarta
Muhammad, Husein K.H.
2001. Fiqh Perempuan : Refleksi Kiai atas Wacana Agama dan Gender. Jogjakarta :
PT.LKiS Pelangi Aksara Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar