Nama
: Sam’un
Mukramin
Tempat/Tgl.Lahir : Lambai 16 Juni 1988
Alamat
: Jl. Pa’bentengan No.31 Makassar
Pekerjaan
: Aktivis Dakwah
Kampus Unismuh Makassar
No.
Hp/E-mail : 081 241 429 241/ sam_un88@yahoo.co.id
INTEGRITAS
KESADARAN PENDIDIKAN
Indonesia
saat ini mengalami peningkatan peran dalam kanca peningkatan mutu sumber daya
manusia era globalisasi dan modernisasi, sehingga tuntutan kualitas sumber daya
manusia dalam menyelesaikan problematika kemanusiaan (kerakyatan) dan seluruh
aspek kehidupan sangat dibutuhkan. Dengan demikian, sinergitas antara
pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan mutu tersebut merupakan penentu
eksistensi dari sebuah keberadaan suatu negara terkhusus negara tercinta Indonesia.
Perubahan
sosial yang terjadi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, menunjukkan bahwa manusia secara sadar senantiasa
mengalami perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik, dengan berbagai tuntutan kehidupan demikian, pada dasarnya pendidikan merupakan hal terpenting dan
utama dalam kehidupan masyarakat. Manusia sebagai titik sentral dan penentu kualitas
dalam pembentukan kepribadian dan pembangunan sumber daya manusia dan alam, tentu
dibutuhkan regulasi mendalam untuk menjalangkannya. Oleh sebab itu, peran serta
warga negara terhadap pemerintah dalam hal ini negaranya adalah memanfaatkan
segala potensi dan keahlian warga negaranya dan berkesempatan untuk menunjukkan
eksistensi diri dalam menuai keberhasilan dalam segala hal dan berusaha
semaksimal mungkin untuk senantiasa melakukan perbaikan-perbaikan baik pada
persoalan skala ideal (system) skala
praksis (tehcnik) di lapangan sesuai dengan bidang atau
keahlian yang dimiliki.
Sebagai warga negara Indonesia yang sadar akan arti
pentingnya pendidikan menuju peningkatan kualitas sumber daya manusia,
senantiasa berpikir dan bertindak untuk meningkatkan mutu pribadi demi agama,
bangsa dan negara. Sehingga tidak berhenti untuk berjuang khususnya di meja
perkuliahan dan mengaplikasikan segala potensi pengetahuan yang dimiliki untuk
mewujudkan masyarakat madani, cerdas dan inovatif dalam rangka menjadi bangsa dan
negara yang berdaulat, bertangung jawab, mandiri dan siap bersaing dengan
negara-negara lain. Perlu kiranya senantiasa melakukan pengayaan dan terobosan
baru (inovasi) yang mengarahkan
pendidikan elaborasi dengan kemampuan teori-teori sosial yang mengarah kepada
sebuah kebijakan tindakan dan tidak hanya melihat satu sisi untuk bersaing
dengan negara-negara lain saja, melaingkan pembentukan kaedah-kaedah sistem
pendidikan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat dan bersifat holistik dan inheren sehingga tidak terjadi culture
shock dan culture lag dalam
menjalankan sistem dunia pendidikan.
Menyadari bahwa dalam upaya membangun
sebuah integritas dan solidaritas bangsa dan negara dalam peningkatan sumber daya manusia, khususnya dalam dunia pendidikan merupakan suatu
hal yang tidak semudah membalikkan telapak tangan, dibutuhkan kerja keras, waktu yang tidak sedikit dan keuletan yang
konsisten, maka dari itu melihat usia yang masih relatif muda baik dari segi umur maupun pengetahuan
maka perlu untuk ikut berpartisipasi dalam dunia pendidikan formal untuk
memperoleh pengetahuan, gelar atau legalitas agar mendapatkan pengakaun secara
formalitas dan bersifat yuridis dalam mewujudkan peningkatan kualitas diri dan
pemberdayaan generasi mendatang. Inilah yang kemudian menjadi sebuah niatan
awal dan niatan besar untuk menjadikan pendidikan di Indonesia ini menjadi
lebih baik khusunya dalam dunia pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.
Selanjutnya
bahwa, ada beberapa tanggung jawab moral pribadi yang melekat pada diri setiap
warga negara terhadap agama, bangsa dan negaranya yang tidak akan bisa hilang
dari kehidupan seseorang, yaitu senantiasa berjuang melalui 3 hal; a) berpikir
dalam hal ini meningkatkan intelektualitas (IQ)
pribadi dengan belajar sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah dan sampai keliang
lahat, b) mengaplikasikan ilmu pengetahuan (mewariskan) dalam hal ini,
mengajarkan ilmu pengetahuan (EQ)
yang diperoleh atau dimiliki kepada generasi bangsa dan negara, intinya adalah
pengajaran berangkat dari proses belajar yang tidak ada mengajar tanpa belajar dan
c) adalah membingkai ilmu pengetahuan dan proses pewarisan kepada generasi
melalui tindakan spritual (SQ)
sebagai tanggung jawab kepada tuhan yang maha kuasa, bangsa dan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar