Oleh: Sam'un_Mukramin
1. Perbedaan dan persamaan
pemikiran paradigma liberal, paradigma marxis dan paradigma postruktural yaitu:
Perbedaan
:
§ Paradigma
liberal adalah pembangunan untuk merubah pasar atas monopoli suatu negara (modernisasi).
§ Paradigma
Marxis adalah pembangunan atas sebuah proses untuk melawan kapitalisme (pemberdayaan).
§ Paradigma
postruktural adalah pembangunan atas sebuah perubahan pada sistem struktur dari
adanya kesenjangan antara sistem dan realitas (identitas diri).
Persamaan
:
§ Dalam
ketiga paradigma (Pardigma liberal,
marxis dan poststruktural) adalah sebuah sistem bahwa,
dengan melihat sebuah realitas dalam memberikan sebuah perubahan (change) terhadap pembangunan dan
perkembangan. Dalam hal ini, menginginkan kerjasama antara unsur pemerintah dan
masyarakat demi terwujudnya sebuah bangsa atau negara yang sejahtera dan maju.
§ Adanya
kestabilan dalam pelaksanaan sistem pembangunan dan perkembangan sosio-ekonomi dalam
penggambaran hubungan pemerintah dan masyarakat.
2. A. Modernisasi (liberal)
Dalam ruang
lingkup Indonesia, penerapan proses modernisasi pernah dilakukan oleh
pemerintah. Salah satu penerapan teori modernisasi di Indonesia adalah ketika
krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998, negara ini meminta bantuan
keuangan ke Dana Moneter Internasional (IMF), untuk memulihkan kembali
perekonomian Indonesia. IMF (International Monetary Fund) sebagai lembaga
internasional memiliki tugas yaitu membantu negara untuk mendapatkan
kembali keseimbangan neracanya dengan dunia luar. Pada masyarakat petani desa dataran
rendah (persawahan). Terdapatnya perubahan
masyarakat persawahan yang sudah mulai terbuka pada arus modernisasi yang
mengakibatkan terjadinya perubahan nilai pada petani penggarap lahan menjadi
petani pemilik modal sehingga mulai terbentuklah proses stratifikasi sosial
pada masyarakat persawahan dan sudah mulai mempetak-petakan tingkatan dalam
kelompok masyarakat berdasarkan kepemilikannya sehingga mulailah terjadi
keterbukaan masyarakat akan status dan nilai terhadap perbedaan kelas dan
kedudukan. Pada masyarakat petani desa dataran tinggi, masyarakatnya
lebih memilih untuk menekuni usaha perkebunan sebagai basis dari penghasilannya
karena sifatnya menjanjikan sampai diekspor ke luar negeri. Selain itu,
terbukanya inovasi-inovasi sosial bagi
masyarakat pedalaman dalam mencari peluang penghidupan misalnya terbentuknya
penglompokkan kerajinan yang dibentuk oleh organisasi pemberdayaan (LSM,MPM
Mandiri) didesa pedalaman dalam
mengelola hasil hutan sebagai sumber mata pencaharian contohnya meramu rotan
dan damar sebagai kerajianan daerah. Pada masyarakat desa pesisir (pantai), terjadi
perubahan gaya hidup tradisional ke moderen yang sifatnya lebih efesien
sehingga pengrajin kapal finisi mulai bisa mandiri dan tidak lagi tergantung
dari alam. Serta adanya sikap keterbukaan masyarakat pesisir terhadap arus
modernisasi yang masuk dan membuat
masyarakat pesisir mulai berpindah dari cara kerja kapal pinisi dengan
menggunakan alat-alat tradisional berkembang menjadi modern.
B.
Pemberdayaan (marxis)
Pada
masyarakat petani desa dataran tinggi, adanya komoditi hasil perkebunan
misalnya, cengkeh, kopi, pala, kayu dan lain-lain yang menjadi penghasilan
masyarakat desa pedalaman dan menjadikan komoditi dan tulang punggung ekonomi
pedesaan disaat krisis ekonomi datang melanda Indonesia tetapi pada saat itu
desa pedalaman tidak teralu mengalami dampak siknifikan. Pada
masyarakat petani desa dataran rendah (persawahan), terdapatnya
pembangunan didesa oleh kelompok pemilik modal yang punya kepentingan sehingga
mengakibatkan lahan pertanian semakin sempit dan menimbulkan sebagian besar
penduduk desa hizrah kekota untuk mencari pekerjaan lain dikarenakan didesa
sudah tidak menjanjikan untuk bekerja karena lahan pertanian sudah berkurang
hal yang lain, terjadinya kesenjangan ekonomi yang diikuti kesenjangan sosial
yang disebabkan oleh ketimpangan penguasaan lahan dan ketimpangan akses sumber
ekonomi luar desa dan akan berkembang
jika kesempatan hidup diluar pertanian semakin terbatas menampung
mereka yang tergeser dari pertanian. Pada
masyarakat desa pesisir (pantai), terjadi proses utang piutang antara
patron dan klien yang membuat klien tidak bisa lepas dan pergi jauh dari
patron. Sifat ketergantungan inilah yang membuat ketidakadilan dan keterpurukan
hidup klien semakin sulit dan bahkan miskin. Terjadi hubungan yang saling
ketergantungan antara patron-klien dikarenakan sistem bagi hasil yang tidak
adil dan tidak seimbang sehingga terciptalah hubungan ketergantungan antara
keduanya.
C.
Promosi Identitas diri (postruktural)
Pada
masyarakat petani desa dataran tinggi, adanya pembentukan pengurus AD/ART iuran
pokok dan iuran wajib yang terorganisasi
ke bentuk koperasi menunjukkan
kuatnya modal sosial yang terbangun untuk mengoperasionalkan kelola
kelembagaan, kawasan hutan dan usaha. Yang artinya pengembangan kawasan hutan
telah sampai pada aturan yang terstruktur dan tentu saja berdaya guna untuk
masyarakat sekitarnya khususnya didaerah pedalaman. Pada masyarakat petani desa dataran
rendah (persawahan), Terjadinya
perubahan pada arah perkembangan kekuasaan pemerintahan yang sifatnya tradisional
menjadi material dikarenakan adanya aliran dana dari pusat ke desa dan
menjadikan pemerintahan desa berubah fungsi yang tadinya hanya berkecimpung
pada urusan kelembagaan desa seperti keberlangsungan hidup warganya, keamanan,
ketertiban dan hal-hal non fisik sekarang sudah mulai bergeser kenilai material
artinya, sudah tidak lagi berfungsi sebagai menerima kebijakan tetapi sudah
memaikan fungsinya sebagai pemeran pembangunan desa yang diakibatkan oleh
adanya dana pembangunan dari pusat untuk pembangunan desa sehingga dapat
menciptakan pergeseran nilai fungsi dari kelembangaan desa tradisional berubah
menjadi kepelikan kebijakan atas desa, misalnya apa yang harus dibangun didesa,
insfrastruktur apa harus dibenahi dan kebijaka-kebikan apa yang harus diambil
oleh kepala desa dan aparat desa dalam membangun atau mensejarterahkan masyarakat desa dataran
rendah. Pada masyarakat desa pesisir (pantai), Terjadi proses perubahan
pada sistem tatanan kota pada daerah pesisir, misalnya terbentuknya daerah
pariwisata dengan keindahan pantai dan surga bawa lautnya yang memukau. Selain
itu, perubahan yang terjadi pada daerah pantai mendatangkan keutungan
tersendiri dan pembangunan infrastruktur mulai dibenahi. Dan fokusnya adalah
representasi diri dan perjuangan identitas pada daerah pesisir untuk
membuktikan eksistensinya dalam pembangunan, yang fungsional untuk perubahan
kehidupan masyarakat pesisir.
3. A. Ada 5 Bentuk urbanisasi
adalah:
1) Adanya
hegemoni kota terhadap kompleksitas kebutuhan hidup manusia yang memudahkan
segala akses dalam melakukan aktivitas, mulai dalam kehidupan rumah tangga
sampai pada kebutuhan lingkungan kerja yang lebih luas. Sehingga kehidupan kota
menjadi faktor penarik dan sedangkan sebaliknya kehidupan desa yang minimnya
akses transformatif dalam pengembangan aneka kebutuhan kehidupan menjadi faktor
pendorong untuk melakukan urbanisasi.
2) Adanya
sistem tatanan kota yang lebih kompleks dan terpolanya sentralisasi terhadap
kebutuhan yang akan menjadi pemberdayaan potensi dan keahlian.
3) Adanya
pencitraan kehidupan kota dalam peningkatan prestise
dan tingginya tingkat persaingan kemampuan atau keahlian (skill) memaksa untuk mandiri dan
kreatif. Sehingga, petani kota dalam melakukan aktivitas pertaniannya didukung
oleh kecanggihan alat-alat modern yang memadai dalam peningkatan produktifitas
hasil pertanian oleh penemuan para ahli pertanian. Baik dari negara sendiri
maupun dari negara lain.
4) Adanya
diferensiasi ruang dan sosial serta segregasi atau ekologi faktorial yang
terpola yang dimodernisasikan dalam membantu peningkatan sistem kualitas
kinerja. Sehingga tingkat efesisensi waktu dan tenaga teratur (termanage) sesuai dengan tingkat
kebutuhan dan kemampuan (skill) untuk
meminimalisir tingkat kesalahan dan kesulitan. Dengan adanya hal tersebut,
terbentuklah spesialisasi ruang dan sosial.
5) Adanya
dependen (tak bebas) perilaku dalam segala sektor kehidupan kota terkhusus
“sektor informal”. disebabkan oleh kontrol sosial (social control) yang tinggi terhadap perubahan-perubahan sosial
terkhusus pada perubahan ekonomi yang menjadi sentaralisasi perputaran
peningkatan kualitas dan kesejahteraan, yang menjadi tulang punggung
peningkatan dan pembangunan kota.
B.
Pengertian ruang soisal dan reproduksi
ruang sosial :
§ Ruang
sosial pembangunan merupakan hubungan ekologis dan tempat dimana segala yang
ada yang tidak terbatas oleh sesuatu apapun. Dengan demikian bahwa, ruang
sosial pembangunan kota diidentik dengan perekonomian, sosial, budaya, dan
politik yang maju serta berperadaban luas yang didalamnya terdapat kebebasan
dalam mengembangkan dan meningkatkan segala bentuk pembangunan dalam mewujudkan
sebuah peningkatan yang tidak terlepas dari nilai dan norma yang melekat pada
setiap unsur pembangunan dan perubahan. sedangkan
§ Reproduksi
ruang sosial merupakan tempat dimana bakal cikal (embrio) atau tempat
untuk merekonstruksi dari sebuah
kebebasan ide dalam pengembangan dan pembangunan. Dalam hal ini, konstruksi
diciptakan untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dibutuhkan. sehingga tercipta peradaban
ekologis terhadap perwujudan struktur sosial kota yang lebih baik lagi.
C. Keterkaitan perkembangan
pedesaan dan perkembangan perkotaan merupakan hubungan yang sangat kuat dengan
produksi subsistem di pedesaan lewat perpindahan makanan dan barang-barang lain
ke ruma-rumah tangga di kota yang dibawa oleh sanak saudara atau perantau
“sirkular” (bolak-balik). Beras dan sayuran dari desa asal warga kota, khususnya
makanan-makanan yang sudah dimasak atau yang mentah seperti kerupuk, ikan asin,
dan rempah-rempah, dibawa ke kota dalam jumlah kecil-kecil yang bagaimanapun
kalau ditotal tentu akan signifikan jumlahnya. Sebaliknya, di kota sendiri dan
didaerah-daerah kumuh yang relatif padat, bahan makanan seperti pisan, ubi,
rempah-rempah, sayur-sayuran dan lain-lain ditanam di lahan-lahan sempit yang
ada, hewanpun dipelihara, dan ikan-ikan ditangkap di kali atau dipinggir laut. Tetapi,
produksi subsistem kota tidak hanya terbatas pada makanan, melaingkan mencakup
pangan, sandan, dan papan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar