Sabtu, 09 April 2016

PEMERINTAH DAN PERMASALAHAN PENDIDIKAN



Penulis: Sam'un Mukramin

Setiap negara berlomba-lomba untuk melakukan berbagai inovasi dalam peningkatan kualitas pendidikan dengan didukung berbagai fasilitas teknologi yang canggih. Pendidikan merupakan titik sentral pembangunan dari sebuah negara, maju tidaknya sebuah negara tergantung sejauh mana jumlah kaum terdidik dari sumber daya manusia dan kulitas pendidikan negara itu sendiri.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Pembahasan ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan dibidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini (http://www.ubb.ac.id/menulengkap).  

a.      Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.
Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”
Jika kita melirik dan merenungi dalam janji dunia pendidikan terhadap bangsa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akklak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Pasal 1 ayat 1 UUSPN No.20 tahun 2003). Merupakan hal yang sangat menjanjikan untuk menuju pada masyarakat yang cerdas kreatif, inovatif, mandiri dan berakhlak mulia. Bahkan janji dunia pendidikan ini memberikan kesadaran pada kita bahwa pendidikan itu merupakan tanggung jawab penuh kita bersama.
Berangkat dari asumsi diatas maka ada beberapa masalah dari sudut pandang yang dapat diselesaikan oleh pendidikan dan beberapa masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pendidikan diantara kedua hal tersebut adalah:
b.      Masalah-masalah yang dapat diselesaikan oleh pendidikan
1.      Ekonomi. Ekonomi adalah merupakan salah satu unsur penting dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sangat dibutuhkan sistem manajemen yang jitu dalam menciptakan perencanaan perekonomian agar dalam menjalankan sebuah roda perekonomian itu senantiasa berada pada posisi untung (surplus). Maka pendidikan mempunyai peran penting dalam menuntaskan hal tersebut demi terwujudnya masyarakat sejahtera dan mandiri. Pendidikan ekonomi merupakan basis pearngkat manajemen dalam mengembangkan usaha dan menjaga kebutuhan sandang, papan dan pangan agar tetap stabil dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tanpa pendidikan ekonomi maka pembangunan sebuah negara tertinggal jauh dan berdampak sistemik pada setiap warga negara yang ada didalamnya.
2.      Konflik. Konflik merupakan suatu dinamika yang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan manusia. Dan sebagai mansuia yang sadar akan eksistensi keberadaannya di dunia ini dan seiring tumbuh dan berkembanganya pola pikir manusia maka betambah pula peluang untuk bersaing disegala bidang untuk memenangkan kompeitisi hidup tersebut. dibutuhkan manajemen konflik itu sendiri. Secara sadar bahwa sangat dibutuhkan pendidikan sebagai proses antisipasi atau mediasi terjadinya konflik. Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa konflik adalah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri dan konflik itu adalah salah satu mediasi untuk mempererat solidaritas masyarakat yang multi culture.
3.      Politik. Politik adalah sebuah perencanaan awal yang dilakukan untuk membangun sebuah daerah atau wilayah yang meliputi kekuasaan, kepemimpinan, aturan dan masyarakat. Politik mempunyai peran penting dalam memenage sebuah negara dan dalam hubungan kerja sama baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara lain. Dan politik ini tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan. Jika politik mengalami kemunduran atau kecacatan maka itu menunujukkan bahwa pendidikan kurang maksimal dalam membentuk kepribadian seorang politikus dalam menjalangkan sistem penerapan perpolitikan yang bermoral dan beretika.     
4.      Kemiskinan. Salah satu fungsi pendidikan yaitu memberikan kesadaran secara peran dan moral dalam membangun masyarakat yang sejahtera. Maka pendidikan itu memberikan sebuah pengetahuan baik formal maupun nonformal dalam persiapan menghadapi sebuah kehidupan dihari esok. Pendidikan ini berperan penting untuk meretas dan meminimalkan kemiskinan yang terjadi didalam tubuh setiap masyarakat.  Salah satu indikator kemiskinan pada masyarakat adalah kurangnya pendidikan atau pemahaman terhadap kesadaran dalam membangun masyarakat yang lebih solid, sejahtera dan bermartabat.
5.      Kebodohan. Jika kita kembali pada pengertian pendidikan, maka kita akan menemukan muatan nilai yang sangat vital dalam proses pencapaian pendidikan tersebut. Pendidikan memberikan sebuah kesadaran dan pengetahuan dalam kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Fungsi pendidikan diantaranya adalah menghilangkan ketidaktahuan terhadap berbagai persoalan kehidupan baik yang telah lalu, sekarang dan yang akan datang.   
c.       Masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Pendidikan
1.      Korupsi. Pendidikan memberikan kontribusi besar dalam membangun sebuah bangsa dan negara. Namun, siring berkembangya era globalisasi dari berbagai aspek maka tidak berbanding lurus dengan peran pendidikan dan aplikasi ilmu pendidikan yang terjadi dalam sebuah tatanan negara, salah satu bukti kongkrit adalah negara Indonesia yang tidak henti-hentinya dikejutkan oleh penyakit korupsi yang dilakukan oleh berbagai oknum aparat yang mempunyai jabatan strategis dalam instansi-instansi pemerintahan yang sudah tentunya mempunyai pendidikan dan pengatahuan yang luar biasa namun, disalahgunakan oleh oknum tersebut.
2.      Pengangguran. Dengan sumber daya alam yang melimpah baik di laut maupun di darat adalah salah satu indikator kesejahteraan masyarakat namun berbeda dengan realitas yang terjadi saat ini khususnya di negara Indonesia. Di Indonesia antara sumber daya alam dan pengangguran berbanding lurus, makin banyak kekayaan alam maka makin tinggi angka pengangguran terdapat di wilayah-wilayah Indonesia. maka dari itu negara Indonesia adalah salah satu negara pemasok terbesar dalam devisa jasa (TKI/pembantu) di negara-negra lain.   
3.      Penyakit menular HIV-AIDS. Salah satu penyakit dewasa ini yang belum ditemukan obat atau penawarnya yang dari hari ke hari bertambah korbanya. Sehingga pemerintah merancang program khusus untuk meminimalisir dari bahaya penyakit ini namun, kurang maksimal.  
4.      Narkoba. Salah satu zat adiktif mematikan dan banyak diminati oleh manusia dari dahulu hingga saat ini adalah narkoba. Obat ini telah menjalar diberbagai negara dan bahkan ada diantara negara yang menjadikan sebagai barang komoditi untuk diperdangkan dan digunakan kapanpun saja. Namun berbeda dengan negara Indonesia barang (narkoba) ini adalah merupakan hal yang sangat dilarang untuk dikomsumsi secara bebas disebabkan oleh berbagai efek yang terdapat didalamnya. Seiring perkembangan pembangunan di Indonesai barang ini telah beredar hampir di setiap wilayah Indonesia dan dikomsumsi. Maka dari itu, pemerintah tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi pencegahan dan penahanan bagi yang mengomsumsinya. Pendidikan dan pengajaran terhadap masyarakat tentang bahaya narkoba sebagaian masyarakat tidak mengindahkannya.     
5.      Keamanan dan kenyamanan. Salah satu ftrah manusia adalah inigin hidup dengan indah, aman dan nyaman. Namun realitas yang terjadi khususnya kita di Indonesia terkadang hal tersebut tidak dirasakan lagi sebagaimana dengan negara-negara lain. Disebabkan oleh berbagai macam kepentingan baik politik, sosial, ekonomi, budaya bahkan sampai pada pendidikan itu sendiri. Terkadang ketidakamanan itu datang dari oknum-oknum pejabat pemerintah yang melakukan pelanggaran korupsi, asusila  dan lain-lain. Mahasiswa yang melakukan demonstrasi secara berlebihan dan anarkis dan bahkan dari masyarakat itu sendiri terjadi konflik anatar suku dan budaya.



 

Tidak ada komentar: