Penulis: Sam'un Mukramin
Setiap negara berlomba-lomba
untuk melakukan berbagai inovasi dalam peningkatan kualitas pendidikan dengan didukung
berbagai fasilitas teknologi yang canggih. Pendidikan merupakan titik sentral
pembangunan dari sebuah negara, maju tidaknya sebuah negara tergantung sejauh
mana jumlah kaum terdidik dari sumber daya manusia dan kulitas pendidikan
negara itu sendiri.
Pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu
memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Pembahasan ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling
keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
Apa jadinya bila pembangunan di
Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan dibidang pendidikan?. Walaupun
pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika
hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan
korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini
hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah
satu prioritas dalam pembangunan negeri ini (http://www.ubb.ac.id/menulengkap).
a.
Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita
masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah
pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang
profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau.
Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk.
Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran
pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya
dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan
yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada
kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia
dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib
Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan
yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak
memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib
belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang
putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan
kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit
bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi
bertahan pada kompetisi di era global.
Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia
adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan
status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk
direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki
kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan
di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah
sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa
minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari
sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.
Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya
memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum
yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak
berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah
sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya
tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah
sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”
Jika kita melirik dan merenungi
dalam janji dunia pendidikan terhadap bangsa, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akklak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
(Pasal 1 ayat 1 UUSPN No.20 tahun 2003). Merupakan hal yang sangat menjanjikan
untuk menuju pada masyarakat yang cerdas kreatif, inovatif, mandiri dan
berakhlak mulia. Bahkan janji dunia pendidikan ini memberikan kesadaran pada
kita bahwa pendidikan itu merupakan tanggung jawab penuh kita bersama.
Berangkat dari asumsi diatas maka
ada beberapa masalah dari sudut pandang yang dapat diselesaikan oleh pendidikan
dan beberapa masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pendidikan diantara
kedua hal tersebut adalah:
b. Masalah-masalah yang dapat diselesaikan
oleh pendidikan
1. Ekonomi. Ekonomi adalah
merupakan salah satu unsur penting dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Sangat dibutuhkan sistem manajemen yang jitu dalam menciptakan
perencanaan perekonomian agar dalam menjalankan sebuah roda perekonomian itu
senantiasa berada pada posisi untung (surplus).
Maka pendidikan mempunyai peran penting dalam menuntaskan hal tersebut demi
terwujudnya masyarakat sejahtera dan mandiri. Pendidikan ekonomi merupakan
basis pearngkat manajemen dalam mengembangkan usaha dan menjaga kebutuhan sandang,
papan dan pangan agar tetap stabil dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Tanpa pendidikan ekonomi maka pembangunan sebuah negara tertinggal jauh dan
berdampak sistemik pada setiap warga negara yang ada didalamnya.
2. Konflik. Konflik
merupakan suatu dinamika yang tidak bisa terhindarkan dalam kehidupan manusia. Dan
sebagai mansuia yang sadar akan eksistensi keberadaannya di dunia ini dan
seiring tumbuh dan berkembanganya pola pikir manusia maka betambah pula peluang
untuk bersaing disegala bidang untuk memenangkan kompeitisi hidup tersebut. dibutuhkan
manajemen konflik itu sendiri. Secara sadar bahwa sangat dibutuhkan pendidikan
sebagai proses antisipasi atau mediasi terjadinya konflik. Memberikan kesadaran
kepada masyarakat bahwa konflik adalah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri
dan konflik itu adalah salah satu mediasi untuk mempererat solidaritas
masyarakat yang multi culture.
3. Politik. Politik adalah
sebuah perencanaan awal yang dilakukan untuk membangun sebuah daerah atau
wilayah yang meliputi kekuasaan, kepemimpinan, aturan dan masyarakat. Politik
mempunyai peran penting dalam memenage sebuah negara dan dalam hubungan kerja
sama baik secara bilateral maupun multilateral dengan negara lain. Dan politik
ini tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan. Jika politik mengalami kemunduran
atau kecacatan maka itu menunujukkan bahwa pendidikan kurang maksimal dalam
membentuk kepribadian seorang politikus dalam menjalangkan sistem penerapan
perpolitikan yang bermoral dan beretika.
4. Kemiskinan. Salah satu
fungsi pendidikan yaitu memberikan kesadaran secara peran dan moral dalam
membangun masyarakat yang sejahtera. Maka pendidikan itu memberikan sebuah
pengetahuan baik formal maupun nonformal dalam persiapan menghadapi sebuah
kehidupan dihari esok. Pendidikan ini berperan penting untuk meretas dan
meminimalkan kemiskinan yang terjadi didalam tubuh setiap masyarakat. Salah satu indikator kemiskinan pada
masyarakat adalah kurangnya pendidikan atau pemahaman terhadap kesadaran dalam
membangun masyarakat yang lebih solid, sejahtera dan bermartabat.
5. Kebodohan. Jika kita
kembali pada pengertian pendidikan, maka kita akan menemukan muatan nilai yang
sangat vital dalam proses pencapaian pendidikan tersebut. Pendidikan memberikan
sebuah kesadaran dan pengetahuan dalam kehidupan manusia untuk mencapai tujuan
hidupnya. Fungsi pendidikan diantaranya adalah menghilangkan ketidaktahuan
terhadap berbagai persoalan kehidupan baik yang telah lalu, sekarang dan yang
akan datang.
c. Masalah-masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh Pendidikan
1. Korupsi. Pendidikan
memberikan kontribusi besar dalam membangun sebuah bangsa dan negara. Namun,
siring berkembangya era globalisasi dari berbagai aspek maka tidak berbanding
lurus dengan peran pendidikan dan aplikasi ilmu pendidikan yang terjadi dalam
sebuah tatanan negara, salah satu bukti kongkrit adalah negara Indonesia yang
tidak henti-hentinya dikejutkan oleh penyakit korupsi yang dilakukan oleh
berbagai oknum aparat yang mempunyai jabatan strategis dalam instansi-instansi
pemerintahan yang sudah tentunya mempunyai pendidikan dan pengatahuan yang luar
biasa namun, disalahgunakan oleh oknum tersebut.
2. Pengangguran.
Dengan sumber daya alam yang melimpah baik di laut maupun di darat adalah salah
satu indikator kesejahteraan masyarakat namun berbeda dengan realitas yang
terjadi saat ini khususnya di negara Indonesia. Di Indonesia antara sumber daya
alam dan pengangguran berbanding lurus, makin banyak kekayaan alam maka makin
tinggi angka pengangguran terdapat di wilayah-wilayah Indonesia. maka dari itu
negara Indonesia adalah salah satu negara pemasok terbesar dalam devisa jasa
(TKI/pembantu) di negara-negra lain.
3. Penyakit
menular HIV-AIDS. Salah satu penyakit dewasa ini yang belum ditemukan obat atau
penawarnya yang dari hari ke hari bertambah korbanya. Sehingga pemerintah
merancang program khusus untuk meminimalisir dari bahaya penyakit ini namun,
kurang maksimal.
4. Narkoba.
Salah satu zat adiktif mematikan dan banyak diminati oleh manusia dari dahulu
hingga saat ini adalah narkoba. Obat ini telah menjalar diberbagai negara dan
bahkan ada diantara negara yang menjadikan sebagai barang komoditi untuk
diperdangkan dan digunakan kapanpun saja. Namun berbeda dengan negara Indonesia
barang (narkoba) ini adalah merupakan hal yang sangat dilarang untuk dikomsumsi
secara bebas disebabkan oleh berbagai efek yang terdapat didalamnya. Seiring
perkembangan pembangunan di Indonesai barang ini telah beredar hampir di setiap
wilayah Indonesia dan dikomsumsi. Maka dari itu, pemerintah tidak
henti-hentinya melakukan sosialisasi pencegahan dan penahanan bagi yang
mengomsumsinya. Pendidikan dan pengajaran terhadap masyarakat tentang bahaya
narkoba sebagaian masyarakat tidak mengindahkannya.
5. Keamanan
dan kenyamanan. Salah satu ftrah manusia adalah inigin hidup dengan indah, aman
dan nyaman. Namun realitas yang terjadi khususnya kita di Indonesia terkadang
hal tersebut tidak dirasakan lagi sebagaimana dengan negara-negara lain.
Disebabkan oleh berbagai macam kepentingan baik politik, sosial, ekonomi,
budaya bahkan sampai pada pendidikan itu sendiri. Terkadang ketidakamanan itu
datang dari oknum-oknum pejabat pemerintah yang melakukan pelanggaran korupsi,
asusila dan lain-lain. Mahasiswa yang melakukan
demonstrasi secara berlebihan dan anarkis dan bahkan dari masyarakat itu
sendiri terjadi konflik anatar suku dan budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar